Selasa, 17 Februari 2009

Dilema Politik Kian Membara

Kondisi politik Indonesia kian membara seiring pemilu yang semakin dekat. Perebutan mencari pasangan dalam menghadapi pemilihan presiden kian santer terdengar di media masa. Berbagai macam pola dan strategi mulai diterapkan guna menarik suara sebanyak-banyak.

Pertempuran sesungguhnya memang belum terjadi dalam perebutan kursi RI satu. Namun, saat ini masing-masing partai politik telah menyiapkan amunisi guna menghadapi pemilu mendatang. Persiapan tidak hanya dilakukan dalam menghadapi perebutan kursi diparlemen tetapi sudah merambah kepersiapan kursi kepresidenan. Dengan berbagai macam pola dan strategi yang jitu setiap parpol mulai mempersiapkan calon presiden dan wakil presiden yang akan maju.

Dengan berbagai perhelatan dan perjalanan yang panjang PDIP telah mengusung Megawati sekaligus ketua partai menjadi capres. Kesiapan Megawati dalam mencalonkan diri sebagai presiden memang telah mendapat dukungan penuh dari anggota partai berlambang banteng tersebut. Latar belakangnya sebagai puteri presiden pertama Indonesia menjadi modal dalam menghadapi pemilu mendatang. Selain itu, Megawati juga pernah menjadi wakil presiden dan presiden pada periode pemerintahan yang sama. Dasar yang kuat tersebut menjadi kekuatan bagi ketua umum partai berlambang banteng untuk maju sebagai calon presiden pada pemilu mendatang.

Perhelatan pilpres semakin memanas seiring bermunculan calon presiden dari parpol lainnya. Salah satu calon presiden yang diusung dari parpol lain ialah Sultan Hamengku Bowono X. Dalam pernyataannya beberapa bulan yang lalu Sultan akan maju menjadi capres pada pemilu mendatang. Dengan penuh keyakinan Sultan menyatakan dirinya untuk maju sebagai capres. Selain itu, dalam beberapa waktu lalu Sultan mengatakan bahwa dirinya yakin dengan keputusannya untuk maju menjadi capres di salah satu stasiun televisi nasional. Dalam perbincangan tersebut beliau mengatakan bahwa keinginan untuk maju dalam pemilu mendatang merupakan amanah untuk terlibat lebih jauh dalam membangun bangsa. Pengalaman politik yang dimiliki Sultan memang tidak lebih baik dari Megawati. Namun, karisma yang dimilikinya mampu menghantarkan dirinya menjadi gubernur D.I.Yogyakarta selama 10 tahun. Pengalaman tersebut bisa menjadi modal bagi Sultan untuk terjun didunia politik yang lebih besar dengan mencalonkan dirinya sebagai capres.

Persaingan yang kian ketat mewarnai perhelatan pilpres mendatang. Dalam rumor terdengar Megawati dan Sultan Hamengku Buwono X yang akan menjadi pasangan candidat yang cukup kuat. Dalam beberapa survey yang dilakukan duet diantara keduanya mencapai nilai tertinggi dibandingkan jika Megawati berpasangan dengan tokoh yang lain.

Jika dipertanyakan idealnya siapa yang seharusnya menjadi capres dan cawapres ?
Pasangan Megawati dan Sultan Hamengku Buwono merupakan salah satu duet terkuat dalam pilpres mendatang. Melihat latar belakang dan sejarah perpolitikan diantara keduannya memang memiliki ciri khas masing-masing. Selain itu, kedua juga memiliki basis massa yang berbeda pula. Jika disatukan memang tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan yang dimiliki keduanya akan mampu menarik banyak suara. Namun, penyatuan diantaranya membutuhkan waktu untuk menentukan pencalonan capres dan cawapres diantara keduanya.

Memang bukan masalah yang mudah untuk menentukan posisi pencalonan yang akan diusung partai bagi kedua tokoh tersebut. Dengan karakter dan gaya kepemimpinan yang berbeda akan menambah rumit peletakan posisi diantaranya. Megawati dengan basis masa dari PDIP dirasa lebih ideal untuk menjadi capres dan Sultan mengisi posisi sebagai cawapres pada pilpres mendatang. Namun, pertimbangan lain karisma yang dimiliki Sultan tampak kental untuk mengisi kursi capres dan Megawati mengisi posisi cawapres. Terjadi dilemma yang kian meningkatkan suhu perpolitikan diantara keduanya.
Memandang siapa yang pantas mengambil posisi capres dan cawapres diantara keduanya akan menambah perhelatan yang kian ketat. Sebaliknya, akan menjadi babak baru bagi perpolitikan Indonesia. Kita tunggu saja posisi mana yang akan diemban kedua tokoh tersebut, biarlah waktu yang akan menjawab.


Felix Wisnu Handoyo
Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UGM Yoyagkarta

1 komentar: