Kamis, 08 Januari 2009

Keberhasilan Kebijakan Bank Indonesia

Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan yang mengatur pembelian valuta asing disetiap money changer. Hal itu diharapkan mampu menstabilkan kurs dan mencegah para spekulan melakukan aksi ambil untung.

Krisis global yang mulai merambah Indonesia membuat pasar saham dan finansial mengalami goncangan yang cukup dahsyat. Dimulai dari anjloknya harga-harga saham di BEI (Bursa Efek Indonesia), yang kemudian diikuti turunnya IHSG pada level terendah dalam sepuluh bulan terakhir. Kondisi tersebut diakibatkan investor asing yang menamkan modalnya di pasar saham Indonesia mengambil investasinya secara besar-besaran. Padahal, pemodal asing mengusai sekitar 60% saham di BEI. Hal itu terjadi karena para investor asing membutuhkan likuiditas, akibat subprime mortgage di Amerika Serikat. Dengan aksi tersebut membuat permitaan dolar Amerika Serikat meningkat tajam. .

Anjloknya harga saham di Bursa Efek Indonesia memberi dampak langsung bagi nilai mata uang dalam negeri (rupiah). Dimana rupiah mendapat sentimen negatif yang menyebabkan terjadinya pelemahan terhadap dolar Amerika yang cukup tajam. Kondisi tersebut terjadi karena pembelian dolar Amerika secara besar-besaran dilakukan investor asing yang menarik modalnya dari Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dimanfaatkan oleh para spekulan untuk melakukan aksi ambil untung. Kondisi ini jika berlangsung secara terus-menerus bisa mengakibatkan nilai rupiah akan terus mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang terutama dolar Amerika. Selain itu,dampak lain yang bisa timbul jika adanya aksi beli valas secara berlebihan dapat menurunkan cadangan devisa.

Untuk mencegah dan mengatasi pembelian valuta asing Bank Indonesia sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan kebijakan yang mengatur pembelian valas di atas 100 ribu U$D. Dimana dalam kebijakan tersebut Bank Indonesia mewajibkan kepada siapa saja yang melakukan pembelian valas di atas 100 ribu, harus menyertakan identitas dan tujuan pembelian valas tersebut. Kebijakan yang di keluarkan pada hari kamis lalu diharapkan mampu menstabilkan nilai kurs dan mencegah aksi para spekulan melakukan aksi ambil untung.

Lalu, Bagaimana mungkin kebijakan mengenai pengaturan pembelian valuta asing mampu mengatasi hal tersebut?

Sebagai lembaga yang bertugas menjaga kestabilan nilai tukar atau kurs, Bank Indonesia akan melakukan berbagai macam cara untuk mencapainya. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia ialah pengaturan pembelian valuta asing. Hal ini bertujuan agar pembelian valuta asing tidak disalah gunakan. Jika ditelisik lebih jauh memang kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia mengenai pengaturan pembelian valas tidak dapat berdiri sendiri. Pasalnya, untuk menstabilkan nilai kurs dan mencegah terjadinya spekulasi di pasar valutas asing, tidak hanya dipengaruhi oleh satu kebijakan saja. Banyak faktor lain yang juga ikut menjaga kestabilan pasar finansial, seperti tingkat suku bunga Bank Indonesia, penerbitkan SBI bagi investor asing, dan regulasi mengenai keluar masuknya valutas asing. Untuk itu, jika keberhasilan dalam kedua permasalahan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan pengaturan pembelian valas, tetapi aturan baru ini dapat membantu menjaga kestabilan nilai kurs dan mencegah terjadinya tindakan spekulatif oleh para spekulan.

Melalui kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia dalam mengatur pembelian valuta asing, lebih menjurus pada pencegahan terjadinya spekulasi oleh spekulan di pasar finansial. Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang membebaskan masuk atau keluarnya modal asing. Dalam bahasa ekonomi sering disebut dengan ”hot money”, dimana investor dapat menamkan modalnya sewaktu-waktu dalam bentuk saham, dan dapat menjualnya jika mereka membutuhkan dana tersebut. Hal itu yang terjadi pada pasar finansial di Indonesia. Dimana masyarakat bebas melakukan pembelian dan penjualan valas tanpa adanya pembatasan.

Saat ini pemberlakuan kebijakan yang mengatur pembelian valas diharapkan sehingga ”hot money” dapat dikurangi. Hal itu bertujuan agar tidak adanya penarikan modal secara tiba-tiba atau agar penggunaan dari pembelian valas dalam jumlah besar dapat dipantau oleh Bank Indonesia. Dengan mampu memantau valuta asing yang masuk dan keluar maka bank sentral dapat menjaga kestabilan nilai mata uang atau kurs.

Hal itu bisa terjadi karena kebijakan tersebut dapat mengatur jumlah permintaan dan penawaran mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing terutama terhadap dolar Amerika. Dimana permintaan dan penawaran jumlah uang yang beredar di pasar finansial dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang tersebut. Kemampuan Bank Indonesia dalam mengatur keseimbangan nilai tukar menjadi kunci keberhasilannya dalam menjaga nilai tukar mata uang domestik terhadap asing. Untuk itu, kebijakan pengaturan pembelian valas dapat benar-benar mencegah terjadinya spekulasi oleh para spekulan di pasar finansial. Yang mampu berdampak pada kemampuan Bank Indonesia dalam mengatur keseimbangan uang di pasar finansial sehingga mampu menjaga kestabilan nilai tukar mata uang atau kurs.


Felix Wisnu Handoyo
Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UGM, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar