Selasa, 30 Desember 2008

Amunisi Meredam Pengangguran

Seputar Indonesia
Jumat, 28 November 2008

Pemerintah harus meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah terjadinya pengangguran massal. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu dengan penurunan bea tarif impor bahan baku, penurunan tingkat suku bunga, penurunan harga BBM, dan peningkatan pengeluaran pemerintah.

Dampak krisis global mulai merambah sektor riil Indonesia dengan banyak perusahaan yang akan merumahkan dan memecat karyawan. Krisis yang berpusat di Amerika Serikat tersebut mulai mempengaruhi sektor riil Indonesia karena Amerika Serikat merupakan negara utama tujuan ekspor perusahaan-perusahaan Indonesia. Akibat krisis yang terjadi permintaan barang-barang ekspor Indonesia menurun drastis. Apabila kondisi ini terus terjadi bukan tidak mungkin pengangguran besar-besaran akan terjadi.

Beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah terkait penurunan produksi ialah menurunkan tarif bea impor barang baku, penurunan tingkat suku bunga, penurunan harga BBM, dan peningkatan pengeluaran pemerintah. Keempat hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan permintaan agregat sehingga mampu menstimulasi peningkatan produksi. Yang pada akhirnya mencegah terjadinya pengangguran massal.

Dalam jangka pendek keempat langkah tersebut dapat menjadi solusi atas dampak krisis pada sektor riil,yaitu penurunan tarif bea impor bahan baku dapat menurunkan biaya produksi. Adapun penurunan tingkat suku bunga diharapkan dapat meningkatkan investasi.

Langkah ketiga yang bisa dilakukan pemerintah yaitu dengan menurunkan harga BBM. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli akan menstimulasi peningkatan produksi. Selain itu, turunnya harga BBM diharapkan dapat menurunkan tingkat inflasi. Keadaan tersebut bisa terjadi karena BBM memiliki dampak yang sangat luas bagi daya beli masyarakat.

Langkah terakhir dapat dilakukan pemerintah dengan meningkatkan belanja pemerintah (goverment expenditure). Kondisi ini mampu menstimulasi pengusaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Dengan demikian, ancaman terhadap pemutusan hubungan kerja dan perumahan karyawan dapat diminimalisasikan.
`

Felix Wisnu Handoyo
Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UGM, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar