Bisnis Indonesia, 2 Januari 2021
Harian Jogja, 8 Januari 2021 (jaringan Bisnis
Indonesia)
oleh: Felix Wisnu Handoyo
Kebocoran
sedikit saja dalam bantuan sosial memiliki dampak yang besar bagi kemanusiaan.
Kendati hanya sekitar 3% (Rp.10.000/paket bansos) jika dikalikan dengan total
nilai bantuan yang besar tentu akan memberikan nominal kebocoran tidak bisa
dibilang kecil. Hal ini yang terjadi pada dugaan korupsi dana bansos di
Jabodetabek yang menimpa mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebesar Rp17
Miliar (Kompas.com, 2020).
Permasalahan penyaluran bansos di
Indonesia memang masih menjadi isu yang belum memiliki solusi tepat.
Ketidaktepatsasaran selalu terjadi di tengah penyaluran bansos di Indonesia,
baik sebelum pandemi maupun ketika pandemi.
Selain
itu, penyimpangan dana bansos seperti korupsi pun menambah carut marut skema
penyaluran bansos. Saat ini pemerintah mencanangkan bansos pada 2021 akan
diberikan dalam bentuk bansos tunai di wilayah Jabodetabek. Kendati demikian
skema ini masih berpotensi tidak tepat sasaran. Pasalnya, skema ini tidak
membuka peluang bagi pemerintah mengontrol jenis pengeluaran yang bisa atau
tidak bisa dibelanjakan.
Selain itu, potensi penyelewengan
pun masih memungkinkan terjadi karena ada penyaluran bansos tunai melalui jasa
pengiriman. Permasalahan yang mungkin muncul ialah sulitnya men-tracing
penerima bansos tunai karena tidak adanya jejak digital.
Tentu permasalahan penyelewengan
dana bansos ini baik dari penggunaan yang tidak seharusnya,
ketidaktepatsasaran, atau aktivitas koruptif, akan menyebabkan dampak bansos
menjadi tidak sebesar yang diharapkan. Hasil penelitian Pusat Penelitian
Ekonomi (P2E) menunjukkan bahwa rumah tangga penerima bansos 74,4% memiliki
pendapatan di bawah Rp.4,8 juta/bulan.
Artinya, masih ada lebih dari 20%
penerima bansos yang memiliki pendapatan di atas Rp.4,8 juta/bulan juga
menerima bansos. Hasil kajian ini seolah mengonfirmasi bahwa
ketidaktepatsasaran program bansos di Indonesia selama pandemi masih cukup
besar, di luar masalah korupsi yang mungkin terjadi.
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan?
Permasalahan bansos pada dasarnya
ada dua hal besar, yaitu ketidaktepatsasaran penerima bansos dan perilaku
koruptif dari penyelenggaran bansos. Ketidaktepatsasaran penerima bansos sangat
erat kaitannya dengan data kependudukan yang karut marut.
Selain itu, perilaku koruptif dari penyelenggara negara pun menambah buruknya
skema penyaluran bansos di Indonesia. Mengatasi permasalahan tersebut mau tidak
mau pemerintah Indonesia perlu memperbaiki data kependudukan yang tepercaya,
terbaru, dan terjamin kerahasiaannya.
Skema Adaptif
Strategi penyaluran bansos perlu
memiliki skema yang berkelanjutan dan adaptif, karena program bansos tidak
hanya diberikan pemerintah pada saat pandemi saja. Pada dasarnya pemerintah
telah memiliki basis data terpadu (BDT), tetapi tantangan dari data tersebut
ialah keterbaruan informasi, ketepatan informasi, dan kriteria masyarakat
penerima bantuan dengan kondisi tertentu.
Di sisi lain, masyarakat yang
berpotensi menerima bansos di tengah pandemi memungkinkan lebih luas dari data
BDT. Pada jangka pendek pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis
agar penyaluran bansos lebih tepat sasaran.
Pertama, perbaikan skema
penyaluran yang transparan dan akuntabel. Permasalahan koruptif penyelenggara
negara terhadap program bansos karena tidak adanya informasi yang detail
terkait bantuan yang berikan. Pada kasus bantuan sosial nontunai (BNTP), tidak
ada rilis terkait dengan tipe dan jenis bahan pangan yang diberikan, akibatnya
kualitas BNTP dimainkan untuk mendapatkan selisih.
Kedua, perubahan skema BNTP ke
bansos tunai di wilayah Jabodetabek, harus dengan verifikasi dan validasi yang
ketat dan tepat. Ketiga, perlu adanya validasi tambahan data dan informasi
terkait penerima bansos tunai. Keempat, konsolidasi data yang dimiliki pusat
dan daerah untuk memastikan tidak ada penerima bansos yang ganda.
Sejak berlangsungnya program
perlindungan sosial, maka keandalan data kependudukan menjadi hal yang utama.
Mengingat program ini dilakukan secara regular dengan atau tanpa adanya
pandemi.
Pada jangka menengah dan panjang,
pemerintah perlu membangun basis data kependudukan yang andal dengan membuat
data base berupa nomor induk tunggal (NIT). Namun, untuk merealisasikan NIT
perlu persiapan yang matang, mulai dari peraturan, infrastruktur (keamanan
data) dan sumber daya manusia yang andal dan berintegritas. Keberadaan NIT akan
mampu merekam data pribadi seseorang secara menyeluruh.
Dengan data itu, pemerintah bisa
mengetahui identitas personal pekerjaan, pendapatan dan hal lainnya, yang bisa
menjadi dasar untuk melakukan intervensi berupa bansos baik tunai maupun
nontunai.
Selain itu, berbagai program
perlindungan sosial, seperti penundaan cicilan kredit, bantuan modal UMKM, dan
program prakerja dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran. Maka, kebeberadaan
NIT penting sehingga kebocoran bansos, baik data yang salah maupun
penyelewengan bansos, pun dapat makin diminimalisasi bahkan dihilangkan.
Untuk cek sumber asli, klik link dibawah ini.
BisnisIndonesia, 2 Januari 2021
Saya Queen Chahaya dari Gang plamboyan 1 kec kembangan, Jakarta barat, Indonesia, saya menggunakan waktu ini untuk semua teman saya INDONESIA yang telah menemukan mencari pinjaman, Anda hanya perlu berhati-hati, saya menghabiskan 12 juta untuk membeli bantuan pinjaman.
BalasHapusSaya melihat kesaksian online tentang seorang teman yang mendapat pinjaman tanpa jaminan dari RIKA ANDERSON LOAN COMPANY, Lady Amalia Anmangkurat di email amaliaanmangkurat@gmail.com dan email Harumah Madzulkifli email harumahmadzulkifli@gmail.com. Saya mengajukan pertanyaan dari ibu Margaretha Asmaran di email margarethaasmaran@gmail.com dan Vania Hilman di email vaniahilmanaki@gmail.com Saya diberi tahu bahwa dia adalah ibu yang jujur.
Satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah PERUSAHAAN RIKA ANDERSON PINJAMAN. Saya mendapat pinjaman Bisnis online saya sebesar Rp500.000.000 dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Yang lain semua pembohong, TAPI PINJAMAN RIKA ANDERSON perusahaan memberi saya mimpi dan kebahagiaan saya kembali.
Situs web: www.rikaandersonloancompany.com
Email: Rikaandersonloancompany@gmail.com
Email: support@rikaandersonloancompany.com
www.wasap.my/+19295260086/RikaAndersonloancompany
Whatsapp: +1(929)526-0086
WA: +6285854125084
Email pribadi saya sendiri: queenchahaya@gmail.com.
WA +6282235421239
Anda dapat Berbicara dengan saya kapan saja Anda mau. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan saya untuk saran.
Saya Suryanto dari Indonesia di Kota Palu, saya mencurahkan waktu saya di sini karena janji yang saya berikan kepada LADY ESTHER PATRICK yang kebetulan adalah Tuhan yang mengirim pemberi pinjaman online dan saya berdoa kepada TUHAN untuk dapat melihat posisi saya hari ini.
BalasHapusBeberapa bulan yang lalu saya melihat komentar yang diposting oleh seorang wanita bernama Nurul Yudianto dan bagaimana dia telah scammed meminta pinjaman online, menurut dia sebelum ALLAH mengarahkannya ke tangan Mrs. ESTHER PATRICK. (ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM)
Saya memutuskan untuk menghubungi NURUL YUDIANTO untuk memastikan apakah itu benar dan untuk membimbing saya tentang cara mendapatkan pinjaman dari LADY ESTHER PATRICK, dia mengatakan kepada saya untuk menghubungi Lady. Saya bersikeras bahwa dia harus memberi tahu saya proses dan kriteria yang dia katakan sangat mudah. dari Mrs. ESTHER, yang perlu saya lakukan adalah menghubunginya, mengisi formulir untuk mengirim pengembalian, mengirim saya scan kartu identitas saya, kemudian mendaftar dengan perusahaan setelah itu saya akan mendapatkan pinjaman saya. . Lalu saya bertanya kepadanya bagaimana Anda mendapatkan pinjaman Anda? Dia menjawab bahwa hanya itu yang dia lakukan, yang sangat mengejutkan.
Saya menghubungi Mrs ESTHER PATRICK dan saya mengikuti instruksi dengan hati-hati untuk saya, saya memenuhi persyaratan mereka dan pinjaman saya disetujui dengan sukses tetapi sebelum pinjaman dipindahkan ke akun saya, saya diminta membuat janji untuk membagikan kabar baik tentang Mrs. ESTHER PATRICK dan itulah mengapa Anda melihat posting ini hari ini untuk kejutan terbesar saya, saya menerima peringatan Rp350.000.000. jadi saya menyarankan semua orang yang mencari sumber tepercaya untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. ESTHER PATRICK melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) untuk mendapatkan pinjaman yang dijamin, Anda juga dapat menghubungi saya di Email saya: (suryantosuryanto524@gmail.com)
Assalamualaikum
BalasHapusData pribadi
Negara: Indonesia
Nama: Wahyu Sapto Handoko
Email: wahyusaptohandoko256@gmail.com
Alamat: Jl. Sukarela rt.02 / 05 Paninggilan, Ciledug, Tangerang
Sudah empat tahun sekarang saya telah memberikan kesaksian tentang bagaimana saya meminjam Rp1,2 miliar dari ibu Helen dan beberapa orang meragukan saya karena tingkat penipuan online. Ibu Helen Wilson telah memberi saya satu hal lagi untuk tersenyum karena setelah menyelesaikan angsuran pinjaman bulanan yang saya pinjam sebelumnya, saya memohon kepada Ibu Helen bahwa saya ingin pergi untuk ekspansi bisnis lebih lanjut sehingga saya meminta tambahan Rp3,7 miliar setelah melalui saya proses hukum. pinjaman itu disetujui oleh manajemen mereka dan saya menerima pinjaman saya dalam waktu kurang dari 48 jam di rekening bank BRI saya. Saya tidak memiliki tantangan dengan bank karena Mrs. Helen Wilson dan tim manajemen pinjaman WEMA Finance telah dianggap sebagai pemberi pinjaman yang sah baik di Amerika Serikat, MALAYSIA, INDONESIA dan Rumania, sehingga tidak ada masalah sama sekali.
Untuk pinjaman apa pun, saya sangat merekomendasikan Ibu Helen Wilson hari ini dan selalu
Email: (helenwilson719@gmail.com)
WA: +1-585-326-2165
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh