Senin, 17 Mei 2010

Entrepreneur Muda Membutuhkan Stimulus

Dimuat Seputar Indonesia
Senin,17 Mei 2010
KELAHIRAN entrepreneurmuda di Indonesia, akan membawa angin segar bagi kemajuan perekonomian domestik.Namun, hingga saat ini hanya terdapat sekitar 400 ribu pengusaha di Indonesia atau 0,18% dari jumlah penduduk.

Kondisi ini menggambarkan bahwa Indonesia hanya sebagai marketbagi pengusaha asing, tetapi miskin akan kreativitas dan minimnya pengusaha. Menurut,Ir Ciputra Indonesia memerlukan sedikitnya 4 juta entrepreneuruntuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.Hal ini sejalan dengan penciptaan lapangan kerja baru yang akan meningkatkan produktivitas dan outputdari masyarakat Indonesia. Bila kita mengaca pada negara maju, dominasi entrepreneur sangat terasa. Situasi demikian, mendorong penyerapan tenaga kerja diberbagai sektor. Di Amerika saja tercatat terdapat 37 juta masyarakat yang menjadi entrepreneur.

Sedangkan, Singapura memiliki entrepreneursebesar 7,2%dari total jumlah penduduknya.Kemajuan yang dicapai kedua negara tersebut tidak terlepas dari peran entrepreneurdalam menciptakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja baru. Mengingat pentingnya entrepreneur, Indonesia harus mulai menciptakan jiwa-jiwa tersebut bagi generasi muda.Dengan memberikan stimulus bagi generasi muda agar mereka tertarik terjun ke dalam dunia entrepreneurship. Artinya, potensi yang dimilikinya akan tereksploitasi secara mendalam, melalui peningkatan kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha. Sokongan generasi muda dalam mendorong perekonomian akan kian nyata, apabila mereka menjadi entrepreneur.

Melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas dalam berproduksi. Potensi yang besar tersebut perlu mendapat dukungan, terutama dari pemerintah. Beberapa dukungan atau stimulus untuk mendorong entrepreneurmuda di Indonesia. Pertama, perlu diberikan kemudahan dalam berusaha,terutama dalam perizinan bagi pengusaha pemula.Permasalahan yang sering dirasakan seorang entrepreneurpemula saat memulai usahanya ialah sulitnya memeroleh perizinan. Kedua, perlu ada suntikan dana dari lembaga keuangan untuk mendukung pengembangan usaha entrepreneurmuda.Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah telah mendorong lembaga keuangan bank untuk menyalurkan dananya bagi entrepreneurmuda dan UMKM.

Namun, upaya tersebut belum maksimum karena dukungan dana yang diberikan belum mampu menjangkau entrepreneurmuda dalam mengembangkan usahanya. Hal itu tampak dari minimnya sosialisasi dan biaya bunga yang dirasa masih cukup tinggi. Ketiga, perlu adanya pemberantasan pungutan liar yang membebani para pengusaha, terutama bagi pengusaha pemula. Salah satu rendahnya daya saing produk Indonesia, disebabkan banyaknya pungutan liar.Kondisi ini mendorong biaya produksi untuk tiap produk yang dihasilkan menjadi lebih mahal.Di tengah era globalisasi seharusnya praktik semacam ini harus dihilangkan,karena dapat menurunkan daya saing sebuah produk.

Dengan ketiga stimulus yang diberikan diharapkan jiwa entrepreneur muda dapat terus berkembang di tengah minimnya pengusaha muda di Indonesia.Namun,stimulus yang diberikan harus didukung oleh keinginan, semangat, dan percaya diri dalam berusaha. Melalui dukungan yang kuat, baik dari dalam maupun dari luar dirinya,diharapkan entrepreneurmuda di Indonesia dapat meningkat pesat dalam beberapa tahun mendatang.(*)

Felix Wisnu Handoyo Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar